
Developers
|
in this topic.
3 Eks Eksekutif Ubisoft Divonis Bersalah atas Pelecehan Seksual dan Psikologis
Harish M
Kamis, 03 Juli 2025 pukul 09.58

Ringkasan
Dibuat oleh AI
Skandal besar mengguncang industri game setelah tiga mantan eksekutif Ubisoft divonis bersalah oleh pengadilan Prancis atas pelecehan seksual dan psikologis. Ketiganya—Serge Hascoet, Tommy Francois, dan Guillaume Patrux—dijatuhi hukuman penjara percobaan serta denda, setelah penyelidikan selama bertahun-tahun yang dimulai sejak 2020, bersamaan dengan gerakan #MeToo di industri game.
Pengadilan di Prancis secara resmi menjatuhkan vonis kepada tiga mantan eksekutif Ubisoft atas tuduhan pelecehan seksual dan kekerasan psikologis di lingkungan kerja. Ketiganya adalah Serge Hascoet, Tommy Francois, dan Guillaume Patrux — yang kini masing-masing dijatuhi hukuman penjara percobaan dan denda.
Dilansir dari The Guardian, Hascoet — mantan Chief Creative Officer Ubisoft — dilaporkan pernah mengatakan bahwa suasana hati seorang pegawai perempuan bisa membaik “kalau ada yang berhubungan seks dengannya,” sebagai cara untuk "menenangkan" dirinya.
Sementara itu, Francois — mantan Vice President Editorial Ubisoft — dijatuhi vonis tambahan atas percobaan pelecehan seksual, setelah dituduh mencoba memaksa mencium seorang pegawai perempuan saat pesta kantor, sementara rekan-rekannya diduga menahan korban.
Patrux — eks Game Director — dituduh sering melakukan kekerasan psikologis di kantor, termasuk melempar furnitur dan benda lain ke arah pegawai, serta mencoret swastika di buku catatan salah satu kolega.
Latar Belakang Kasus
Penyelidikan terhadap Ubisoft dimulai pada tahun 2020, seiring maraknya gerakan #MeToo di industri game. Banyak pegawai dan mantan pegawai bersuara di media sosial mengenai pengalaman mereka mengalami pelecehan dan budaya kerja toksik yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun di balik game populer seperti Far Cry dan Assassin’s Creed.
Sebuah survei internal yang dilakukan Ubisoft kepada 14.000 karyawan pada saat itu menemukan bahwa:
25% responden pernah melihat atau mengalami pelanggaran etika kerja
20% merasa tidak aman atau tidak dihormati di tempat kerja
Akibat dari sorotan publik tersebut, sejumlah eksekutif termasuk Hascoet mengundurkan diri, dan Francois dipecat. Pada 2023, kelimanya—termasuk Hascoet dan Francois—ditangkap oleh kepolisian Prancis untuk diperiksa lebih lanjut.
Pengakuan dan Budaya Perusahaan
Dalam laporan dari surat kabar Prancis Le Monde, Francois mengaku bahwa perilaku tersebut merupakan bagian dari budaya kerja Ubisoft saat itu. Ia menyatakan bahwa pola perilaku tersebut "ada di mana-mana, di setiap departemen," dan saat itu ia merasa hal tersebut adalah "hal yang normal."
Penutup
Vonis ini menandai momen penting dalam upaya membersihkan budaya kerja toksik di industri game global. Namun, ini juga menjadi pengingat bahwa perusahaan sebesar Ubisoft pun bisa terseret dalam arus perubahan yang menuntut keadilan dan keamanan di tempat kerja.
Similar Articles
NEWS
3 Eks Eksekutif Ubisoft Divonis Bersalah atas Pelecehan Seksual dan Psikologis
Developers
•

NEWS
Grammarly Ingin Jadi Platform AI Produktivitas, Bukan Cuma Alat Untuk Koreksi Teks
Developers
•

NEWS
Mark Zuckerberg Bentuk Tim Super AI Bareng Eks CEO Scale AI dan GitHub
Developers
•

NEWS
Discord Segera Hadir dalam Versi Native untuk Windows on Arm
Developers
•

NEWS
SteamOS Bikin Performa Game di Handheld Melesat, Kalahkan Windows di Banyak Judul
Developers
•

ALSO READ


3 Eks Eksekutif Ubisoft Divonis Bersalah atas Pelecehan Seksual dan Psikologis
Harish M
Kamis, 03 Juli 2025 pukul 09.58
Developers
|
in this topic.
Ringkasan
Dibuat oleh AI
Skandal besar mengguncang industri game setelah tiga mantan eksekutif Ubisoft divonis bersalah oleh pengadilan Prancis atas pelecehan seksual dan psikologis. Ketiganya—Serge Hascoet, Tommy Francois, dan Guillaume Patrux—dijatuhi hukuman penjara percobaan serta denda, setelah penyelidikan selama bertahun-tahun yang dimulai sejak 2020, bersamaan dengan gerakan #MeToo di industri game.
Pengadilan di Prancis secara resmi menjatuhkan vonis kepada tiga mantan eksekutif Ubisoft atas tuduhan pelecehan seksual dan kekerasan psikologis di lingkungan kerja. Ketiganya adalah Serge Hascoet, Tommy Francois, dan Guillaume Patrux — yang kini masing-masing dijatuhi hukuman penjara percobaan dan denda.
Dilansir dari The Guardian, Hascoet — mantan Chief Creative Officer Ubisoft — dilaporkan pernah mengatakan bahwa suasana hati seorang pegawai perempuan bisa membaik “kalau ada yang berhubungan seks dengannya,” sebagai cara untuk "menenangkan" dirinya.
Sementara itu, Francois — mantan Vice President Editorial Ubisoft — dijatuhi vonis tambahan atas percobaan pelecehan seksual, setelah dituduh mencoba memaksa mencium seorang pegawai perempuan saat pesta kantor, sementara rekan-rekannya diduga menahan korban.
Patrux — eks Game Director — dituduh sering melakukan kekerasan psikologis di kantor, termasuk melempar furnitur dan benda lain ke arah pegawai, serta mencoret swastika di buku catatan salah satu kolega.
Latar Belakang Kasus
Penyelidikan terhadap Ubisoft dimulai pada tahun 2020, seiring maraknya gerakan #MeToo di industri game. Banyak pegawai dan mantan pegawai bersuara di media sosial mengenai pengalaman mereka mengalami pelecehan dan budaya kerja toksik yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun di balik game populer seperti Far Cry dan Assassin’s Creed.
Sebuah survei internal yang dilakukan Ubisoft kepada 14.000 karyawan pada saat itu menemukan bahwa:
25% responden pernah melihat atau mengalami pelanggaran etika kerja
20% merasa tidak aman atau tidak dihormati di tempat kerja
Akibat dari sorotan publik tersebut, sejumlah eksekutif termasuk Hascoet mengundurkan diri, dan Francois dipecat. Pada 2023, kelimanya—termasuk Hascoet dan Francois—ditangkap oleh kepolisian Prancis untuk diperiksa lebih lanjut.
Pengakuan dan Budaya Perusahaan
Dalam laporan dari surat kabar Prancis Le Monde, Francois mengaku bahwa perilaku tersebut merupakan bagian dari budaya kerja Ubisoft saat itu. Ia menyatakan bahwa pola perilaku tersebut "ada di mana-mana, di setiap departemen," dan saat itu ia merasa hal tersebut adalah "hal yang normal."
Penutup
Vonis ini menandai momen penting dalam upaya membersihkan budaya kerja toksik di industri game global. Namun, ini juga menjadi pengingat bahwa perusahaan sebesar Ubisoft pun bisa terseret dalam arus perubahan yang menuntut keadilan dan keamanan di tempat kerja.
Similar Articles
NEWS
3 Eks Eksekutif Ubisoft Divonis Bersalah atas Pelecehan Seksual dan Psikologis
Developers
•

NEWS
3 Eks Eksekutif Ubisoft Divonis Bersalah atas Pelecehan Seksual dan Psikologis
Developers
•

NEWS
Grammarly Ingin Jadi Platform AI Produktivitas, Bukan Cuma Alat Untuk Koreksi Teks
Developers
•

NEWS
Grammarly Ingin Jadi Platform AI Produktivitas, Bukan Cuma Alat Untuk Koreksi Teks
Developers
•

NEWS
Mark Zuckerberg Bentuk Tim Super AI Bareng Eks CEO Scale AI dan GitHub
Developers
•

NEWS
Mark Zuckerberg Bentuk Tim Super AI Bareng Eks CEO Scale AI dan GitHub
Developers
•

NEWS
Discord Segera Hadir dalam Versi Native untuk Windows on Arm
Developers
•

NEWS
Discord Segera Hadir dalam Versi Native untuk Windows on Arm
Developers
•

Veirn.
Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.
Veirn.
Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.
Veirn.
Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.