Gaming

|

in this topic.

IGDA Kecam Penyensoran Steam: Desak Transparansi dan Reformasi Moderasi Konten Game

Josias

Rabu, 30 Juli 2025 pukul 11.11

Ringkasan

Dibuat oleh AI

IGDA mengecam penghapusan game dewasa di Steam yang dianggap tidak jelas dan menindas kreativitas, khususnya untuk pembuat dari komunitas LGBTQ+ dan kelompok terpinggirkan. Mereka menuntut aturan tegas, hak banding, dan transparansi dari platform agar proses moderasi konten game lebih adil dan bertanggung jawab—sebuah langkah penting menjaga kebebasan berkarya di industri game.

International Game Developers Association (IGDA), organisasi nirlaba terbesar di dunia untuk pengembang game dengan lebih dari 12.000 anggota, mengeluarkan pernyataan resmi terkait gelombang sensor terbaru di Steam yang menyebabkan ratusan game dihapus dari platform. IGDA menyoroti ketidakjelasan aturan dan penegakan kebijakan yang menyebabkan game legal, konsensual, dan etis dihapus, khususnya karya dari pembuat LGBTQ+ dan kelompok marjinal.

IGDA menyatakan kekhawatiran atas penerapan kebijakan yang samar-samar, yang tidak hanya merugikan pengembang tapi juga membatasi beragam cerita yang bisa diceritakan melalui game. Mereka menyerukan agar platform seperti Steam dan Itch.io mengubah pendekatan moderasi konten mereka dengan memberi aturan yang jelas, peringatan yang adil, dan hak banding bagi pengembang yang terkena dampak.

Organisasi ini juga menyadari bahwa tekanan dari penyedia pembayaran seperti Visa dan MasterCard menjadi salah satu penyebab utama sensor ini terjadi. Namun, IGDA menekankan bahwa aturan pembayaran memang perlu ada terhadap konten yang merugikan seperti kekerasan seksual atau pelecehan anak, tapi pelaksanaannya harus lebih bernuansa dan akuntabel. Mereka menolak hilangnya game yang sebenarnya tidak melanggar aturan karena penegakan yang tidak transparan dan tidak konsisten.

IGDA menyayangkan kurangnya transparansi antara platform digital dan penyedia layanan pembayaran, yang memungkinkan kontrol tanpa pengawasan publik terhadap apa yang boleh atau tidak boleh diceritakan lewat game. Ini berdampak tidak hanya pada kerugian finansial dan reputasi pengembang, tapi juga menekan kreativitas, terutama bagi mereka yang sudah kurang terwakili di industri.

Sebagai langkah awal, IGDA meluncurkan pengumpulan data anonim dari pengembang terdampak dan mengeluarkan rekomendasi kebijakan, termasuk kebutuhan adanya pedoman konten yang jelas, proses banding resmi, dan laporan transparansi berkala dari platform.

IGDA Kecam Penyensoran Steam: Desak Transparansi dan Reformasi Moderasi Konten Game

Josias

Rabu, 30 Juli 2025 pukul 11.11

Gaming

|

in this topic.

Ringkasan

Dibuat oleh AI

IGDA mengecam penghapusan game dewasa di Steam yang dianggap tidak jelas dan menindas kreativitas, khususnya untuk pembuat dari komunitas LGBTQ+ dan kelompok terpinggirkan. Mereka menuntut aturan tegas, hak banding, dan transparansi dari platform agar proses moderasi konten game lebih adil dan bertanggung jawab—sebuah langkah penting menjaga kebebasan berkarya di industri game.

International Game Developers Association (IGDA), organisasi nirlaba terbesar di dunia untuk pengembang game dengan lebih dari 12.000 anggota, mengeluarkan pernyataan resmi terkait gelombang sensor terbaru di Steam yang menyebabkan ratusan game dihapus dari platform. IGDA menyoroti ketidakjelasan aturan dan penegakan kebijakan yang menyebabkan game legal, konsensual, dan etis dihapus, khususnya karya dari pembuat LGBTQ+ dan kelompok marjinal.

IGDA menyatakan kekhawatiran atas penerapan kebijakan yang samar-samar, yang tidak hanya merugikan pengembang tapi juga membatasi beragam cerita yang bisa diceritakan melalui game. Mereka menyerukan agar platform seperti Steam dan Itch.io mengubah pendekatan moderasi konten mereka dengan memberi aturan yang jelas, peringatan yang adil, dan hak banding bagi pengembang yang terkena dampak.

Organisasi ini juga menyadari bahwa tekanan dari penyedia pembayaran seperti Visa dan MasterCard menjadi salah satu penyebab utama sensor ini terjadi. Namun, IGDA menekankan bahwa aturan pembayaran memang perlu ada terhadap konten yang merugikan seperti kekerasan seksual atau pelecehan anak, tapi pelaksanaannya harus lebih bernuansa dan akuntabel. Mereka menolak hilangnya game yang sebenarnya tidak melanggar aturan karena penegakan yang tidak transparan dan tidak konsisten.

IGDA menyayangkan kurangnya transparansi antara platform digital dan penyedia layanan pembayaran, yang memungkinkan kontrol tanpa pengawasan publik terhadap apa yang boleh atau tidak boleh diceritakan lewat game. Ini berdampak tidak hanya pada kerugian finansial dan reputasi pengembang, tapi juga menekan kreativitas, terutama bagi mereka yang sudah kurang terwakili di industri.

Sebagai langkah awal, IGDA meluncurkan pengumpulan data anonim dari pengembang terdampak dan mengeluarkan rekomendasi kebijakan, termasuk kebutuhan adanya pedoman konten yang jelas, proses banding resmi, dan laporan transparansi berkala dari platform.

Veirn.

Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.

Veirn.

Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.

Veirn.

Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.