Console

|

in this topic.

Sony Digugat di Belanda: Konsumen Tuntut Balik Harga Game Digital yang Dinilai Kelewat Mahal

Antonio

Rabu, 25 Juni 2025 pukul 16.09

Ringkasan

Dibuat oleh AI

Sebuah gugatan class-action diajukan terhadap Sony di Belanda karena dituduh menaikkan harga game digital secara tidak adil dan memonopoli pasar PlayStation Store. Gugatan ini dipimpin oleh organisasi konsumen Massaschade & Consument Foundation lewat kampanye "Fair PlayStation". Mereka mengklaim bahwa lebih dari 1,7 juta konsumen Belanda telah dirugikan hingga €435 juta sejak 2013 akibat praktik "Sony Tax". Ini termasuk harga game digital yang rata-rata 47% lebih mahal dari versi fisiknya, meski biaya distribusi digital jauh lebih rendah.

Gugatan ini juga menyoroti strategi Sony yang mengunci pengguna di dalam ekosistem PlayStation, seperti dengan konsol PS5 Digital Edition. Jika gugatan ini berhasil, bisa jadi Sony akan dipaksa membuka akses toko digitalnya untuk pihak ketiga—yang berarti harga game bisa jadi lebih murah dan pilihan lebih banyak buat konsumen.

Sony kembali terseret ke meja hijau, kali ini di Belanda. Gugatan class-action diajukan oleh Massaschade & Consument Foundation, sebuah kelompok perlindungan konsumen, melalui kampanye bertajuk Fair PlayStation. Inti tuntutannya? Sony dianggap menaikkan harga game digital secara tidak wajar di PlayStation Store dan membatasi pilihan konsumen dengan praktik yang terkesan monopoli.

Sony sebenarnya bukan baru kali ini menghadapi masalah hukum soal toko digital mereka. Pada tahun 2022, gugatan senilai £5 miliar juga diajukan di Inggris karena dugaan pelanggaran hukum persaingan, dan sidangnya dijadwalkan berlangsung tahun 2026. Gugatan di Belanda ini memperkuat tuduhan yang sama, tapi fokusnya pada dampak lokal. Yang mengejutkan, PlayStation menguasai sekitar 80% pasar konsol di Belanda—angka yang besar banget untuk satu brand.

Apa yang terjadi?

Menurut data yang dibawa oleh Massaschade & Consument, lebih dari 1,7 juta konsumen Belanda mungkin telah membayar harga berlebih untuk game digital. Penelitian ekonomi yang dilampirkan menyebut bahwa harga game digital rata-rata 47% lebih mahal dibanding versi fisik—padahal distribusi digital nggak butuh biaya pengiriman atau kemasan. Masalahnya makin kompleks dengan strategi Sony merilis konsol seperti PS5 Digital Edition, yang tidak memiliki opsi untuk disc fisik dan benar-benar mengunci pengguna dalam ekosistem digital mereka.

Kondisi ini menciptakan istilah yang disebut sebagai "Sony Tax", yang menurut gugatan, telah merugikan konsumen Belanda hingga sekitar €435 juta (Rp8 triliun) sejak 2013. Belum lagi, Sony juga sempat menaikkan harga PS5 di beberapa wilayah, termasuk Eropa, dengan alasan inflasi dan fluktuasi nilai tukar.

Pengacara dari pihak penggugat menilai bahwa keputusan sepihak Sony dalam menetapkan harga tanpa adanya pesaing menunjukkan betapa sempitnya ruang pilihan bagi konsumen saat ini. Harapannya, jika gugatan ini menang, Sony akan dipaksa membuka ekosistem digitalnya untuk penjual pihak ketiga. Ini berarti harga bisa turun, dan gamer punya lebih banyak pilihan.

Tentu, perjuangan ini mungkin tidak cukup kuat kalau hanya dari Belanda. Tapi dengan adanya gugatan serupa di Inggris dan Prancis, peluang perubahan besar secara regional makin terbuka. Apalagi, kalau sampai Uni Eropa ikut turun tangan—ingat waktu Apple dipaksa buka iOS buat toko aplikasi pihak ketiga di 2022? Sony bisa kena tekanan serupa.

Sony Digugat di Belanda: Konsumen Tuntut Balik Harga Game Digital yang Dinilai Kelewat Mahal

Antonio

Rabu, 25 Juni 2025 pukul 16.09

Console

|

in this topic.

Ringkasan

Dibuat oleh AI

Sebuah gugatan class-action diajukan terhadap Sony di Belanda karena dituduh menaikkan harga game digital secara tidak adil dan memonopoli pasar PlayStation Store. Gugatan ini dipimpin oleh organisasi konsumen Massaschade & Consument Foundation lewat kampanye "Fair PlayStation". Mereka mengklaim bahwa lebih dari 1,7 juta konsumen Belanda telah dirugikan hingga €435 juta sejak 2013 akibat praktik "Sony Tax". Ini termasuk harga game digital yang rata-rata 47% lebih mahal dari versi fisiknya, meski biaya distribusi digital jauh lebih rendah.

Gugatan ini juga menyoroti strategi Sony yang mengunci pengguna di dalam ekosistem PlayStation, seperti dengan konsol PS5 Digital Edition. Jika gugatan ini berhasil, bisa jadi Sony akan dipaksa membuka akses toko digitalnya untuk pihak ketiga—yang berarti harga game bisa jadi lebih murah dan pilihan lebih banyak buat konsumen.

Sony kembali terseret ke meja hijau, kali ini di Belanda. Gugatan class-action diajukan oleh Massaschade & Consument Foundation, sebuah kelompok perlindungan konsumen, melalui kampanye bertajuk Fair PlayStation. Inti tuntutannya? Sony dianggap menaikkan harga game digital secara tidak wajar di PlayStation Store dan membatasi pilihan konsumen dengan praktik yang terkesan monopoli.

Sony sebenarnya bukan baru kali ini menghadapi masalah hukum soal toko digital mereka. Pada tahun 2022, gugatan senilai £5 miliar juga diajukan di Inggris karena dugaan pelanggaran hukum persaingan, dan sidangnya dijadwalkan berlangsung tahun 2026. Gugatan di Belanda ini memperkuat tuduhan yang sama, tapi fokusnya pada dampak lokal. Yang mengejutkan, PlayStation menguasai sekitar 80% pasar konsol di Belanda—angka yang besar banget untuk satu brand.

Apa yang terjadi?

Menurut data yang dibawa oleh Massaschade & Consument, lebih dari 1,7 juta konsumen Belanda mungkin telah membayar harga berlebih untuk game digital. Penelitian ekonomi yang dilampirkan menyebut bahwa harga game digital rata-rata 47% lebih mahal dibanding versi fisik—padahal distribusi digital nggak butuh biaya pengiriman atau kemasan. Masalahnya makin kompleks dengan strategi Sony merilis konsol seperti PS5 Digital Edition, yang tidak memiliki opsi untuk disc fisik dan benar-benar mengunci pengguna dalam ekosistem digital mereka.

Kondisi ini menciptakan istilah yang disebut sebagai "Sony Tax", yang menurut gugatan, telah merugikan konsumen Belanda hingga sekitar €435 juta (Rp8 triliun) sejak 2013. Belum lagi, Sony juga sempat menaikkan harga PS5 di beberapa wilayah, termasuk Eropa, dengan alasan inflasi dan fluktuasi nilai tukar.

Pengacara dari pihak penggugat menilai bahwa keputusan sepihak Sony dalam menetapkan harga tanpa adanya pesaing menunjukkan betapa sempitnya ruang pilihan bagi konsumen saat ini. Harapannya, jika gugatan ini menang, Sony akan dipaksa membuka ekosistem digitalnya untuk penjual pihak ketiga. Ini berarti harga bisa turun, dan gamer punya lebih banyak pilihan.

Tentu, perjuangan ini mungkin tidak cukup kuat kalau hanya dari Belanda. Tapi dengan adanya gugatan serupa di Inggris dan Prancis, peluang perubahan besar secara regional makin terbuka. Apalagi, kalau sampai Uni Eropa ikut turun tangan—ingat waktu Apple dipaksa buka iOS buat toko aplikasi pihak ketiga di 2022? Sony bisa kena tekanan serupa.

Veirn.

Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.

Veirn.

Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.

Veirn.

Uncover the art and innovation of Gaming in our blog, where we explore Technology trends, Gaming Market structures, and the creative minds shaping the built environment.